Membangun Panti Asuhan Dari Botol Plastik Bekas
By administrator | World News | No Comments
Kenya – Nafisa Khanbhai, pendiri organisasi amal Dear Diary Initiative Kenya, telah memberikan bantuan kepada sekitar 38 anak yatim. Wanita hebat ini membangun panti asuhan dari botol plastik.
Rumah itu didirikan dari 50.000 botol sampah plastik yang dikumpulkan dari berbagai hotel, restoran, sekolah, dan konferensi dari daerah Mombasa.
Panti asuhan tersebut memiliki empat kamar tidur dan dua kamar mandi. Satu ruang belajar, ruang tamu yang luas, dapur, dan ruang makan.
Nafisa, merupakan seorang Penyandang Disabilitas. Ia lahir dengan kelainan tulang belakang. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi niatnya membantu anak-anak yatim. Ia menghabiskan beberapa tahun membangun Panti Asuhan Restoration Children Home yang terletak di dekat jalan Mazeras-Kaloleni di Rabai, Kabupaten Kilifi.
Menurut filantropis tersebut, pembangunannya selesai tahun ini dan membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikannya, sejak dimulainya proyek pada tahun 2015.
Ia terinspirasi konsep dari Voi. Dimana disana ia bertemu dengan seorang wanita yang telah membangun rumah dengan dua kamar tidur menggunakan botol plastik.
Warga pesisir yang tinggal di Mombasa ini, sempat melihat beberapa kantor Taman Laut Watamu yang juga didirikan menggunakan botol plastik.
Merasa terpanggil dan ingin membuat perbedaan. Ia menantang dirinya sendiri untuk membangun rumah anak-anak dan memutuskan untuk menggunakan plastik bekas untuk mencapai prestasinya yang berani.
Nafisa yang juga seorang penulis ini mengatakan bahwa ia sadar lingkungan dan ingin membersihkan lingkungan dari sampah plastik.
Mencari Cara Mengurangi Sampah Botol Plastik
Melihat rumah serta panti asuhan yang didirkan dari botol-botol minuman bekas tersebut, apakah itu sebenarnya?
Mereka biasa disebut ecobrick. Sesuai namanya, ecobrick dibuat dari botol plastik bekas yang disumpal dengan berbagai plastik lembaran bekas lainnya. Botol-botol yang telah tersumpal penuh ini akan diberi semen layaknya bata biasa, lalu ditumpuk dan disusun sedemikian rupa agar menjadi dinding.
Plastik dalam ecobrick sangat tahan lama dan tidak akan pernah rusak, inilah yang menjadikannya bahan bangunan yang ideal. Mereka banyak digunakan di negara berkembang untuk membangun furnitur dan bangunan, dan mereka juga digunakan di Inggris untuk membangun taman bermain anak-anak.
Di Kenya, khususnya di Afrika Selatan sendiri. Ada banyak proyek konstruksi berkelanjutan yang sedang berlangsung, termasuk ruang kelas di luar ruangan, kebun masyarakat dan toilet kompos. Di Guatemala ada sejumlah sekolah yang dibangun dari batu bata botol plastik.
Jadi, setiap kali Anda membeli minuman botolan, ingatlah untuk selalu mengisinya dengan sampah plastik kemasan. Jangan langsung dibuang, apalagi tidak dibuang ke sampah daur ulang! Pilah sampah-sampah plastik yang telah bersih kedalam botol minumanmu. Jika kegiatan ini rutin Anda lakukan setiap hari, Anda bisa membuat ecobrick sendiri. Jika Anda merasa tidak memerlukannya, Anda bisa menyumbangkan ecobrick Anda ke Bank sampah terdekat.
Dengan menyimpan sampah plastik kedalam ecobrick, kita dapat mengurangi mikroplastik yang terburai ke lautan.
Kurangi Limbah Plastik Dengan Mengubah Kebiasaan Kita
Buat saus sendiri
Sebelum pandemi hingga sekarang, masih banyak orang yang suka membeli saus dalam kemasan sachet. Saus tomat, sambal, kecap berarti tumpukan bak sampah berisi plastik sachet dari supermarket tersebut. Memang, tidak semua orang mau memasak lebih – tetapi sebenarnya caranya sangat mudah, dan bahkan mungkin lebih murah. Apalagi memasak saus sendiri pasti lebih sehat karena minim bahan kimia. Ada banyak resep sederhana di internet yang bisa Anda coba. Pakai kembali botol kaca bekas atau masukkan ke dalam kotak sandwich untuk menyimpannya.
Menghentikan pembelian impulsif
Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi limbah – termasuk plastik – adalah berkomitmen untuk mengurangi pembelian Anda. Sekarang mulailah berpikir lebih hati-hati tentang apa yang Anda beli. Setiap dari kita pasti sadar akan godaan diskon. Apalagi sejak PPKM, karena tidak bisa kemana-mana, yang bisa kita lihat hanyalah sosial media. Disinilah keinginan membeli-beli barang mulai naik. Pada dasarnya, jangan membeli sesuatu yang baru kecuali Anda benar-benar membutuhkannya! Hasilnya? Anda akhirnya akan membeli lebih sedikit, ditambah lagi jauh lebih kecil kemungkinannya untuk membeli barang-barang yang akhirnya tidak Anda sukai atau gunakan.
Mengganti barang ramah lingkungan
Dengan membawa tas belanja sendiri Anda sudah mengurangi plastik. Jika barang lama Anda rusak, mulailah mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Atau jika Anda benar-benar harus membeli barang yang memiliki material plastik, cari yang dapat didaur ulang. Dengan dukungan teknologi saat ini, sudah banyak jenis plastik yang kuat namun tetap biodegradable.
Leave a Comment