Siapkah Kita Mengurangi Polusi Plastik Lewat Aturan Baru?
By administrator | Berita Nusantara | No Comments
Di berbagai negara telah diterapkan larangan pada mikrobeads atau mikoplastik yang memicu perusahaan untuk menghilangkan partikel plastik dari produknya untuk mengurangi polusi.
Indonesia harus menerapkan tindakan efektif terhadap mikroplastik, mengingat potensi ancaman yang ditimbulkannya terhadap kesehatan masyarakat. Mikroplastik menjadi salah satunya.
Botol plastik, tas, pembungkus dan kotak makan, barang-barang plastik yang dicuci setiap hari, seiring waktu, plastik ini hancur dan dapat memasuki ekosistem kita.
Mikroplastik adalah partikel plastik kecil hasil pecahan dengan diameter kurang dari 5mm. Mereka tersebar luas di obyek sekitar kita. Studi yang diterbitkan pada tahun 1998 telah menemukan serat kecil ini di paru-paru manusia. Dan yang terbaru 2020, didalam plasenta janin.
Penemuan Plastik di Plasenta Ibu Hamil
Mikroplastik juga datang dari produksi yang disengaja seperti microbeads. Yang diproduksi didalam scrub wajah dan pasta gigi.
Dengan prevalensi potensi bahaya kesehatan masyarakat, pemerintah dan pebisnis diminta ikut ambil bagian dalam menyelesaikan terhadap masalah polusi plastik ini.
Masalah polusi plastik ini juga menekan pemerintah Sri Lanka untuk membentuk sebuah kebijakan baru. Pemberitahuan resmi telah dikeluarkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Mahinda Amaraweera yang melarang penggunaan paket Sachet, mainan tiup, cotton bud plastik yang berlaku mulai 31 Maret 2021.
Sementara itu, di negara lain seperti Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan, India, dan Thailand mulai membuat undang-undag yang melarang microbeads pada jenis produk perawatan pribadi dan kosmetik tertentu.
Larangan tersebut, bersama dengan kesadaran publik yang terus meningkat, telah memicu beberapa perusahaan multinasional untuk menghilangkan microbeads dari produk perawatan pribadi dan kosmetik mereka.
Polusi Plastik Indonesia Menempati Urutan Kedua Tertinggi Di Dunia
Alternatif ramah lingkungan tentunya ada.
Solusi sebenarnya bagi industri adalah mengganti bahan plastik dengan bahan alami yang berasal dari alam yang berumur pendek, atau mencari bahan plastik yang cepat terurai di dalam tanah.
Memerangi polusi sampah di Indonesia juga harus diimbangi dengan para produsen plastik. Penggunaan biji plastik yang ramah lingkungan tentu menjadi yang nomor satu. Karena sifat plastik yang tidak cepat terurai itulah yang menyebabkan penumpukan sampah.
BioPigmenia memiliki teknologi berkelanjutan yang mampu membuat segala jenis plastik Anda 100 kali lebih cepat terurai. Selain itu, aditif kami juga dapat menyederhanakan proses pen-daur ulang-an sampah plastik.
Metode bisnis eco-friendly inilah yang sekarang sedang daik daun. Apalagi dengan ketentuan larangan plastik sekali pakai dan mikrobeads.
Produk yang ramah terhadap lingkungan telah membuka jalan dengan mengurangi polusi sampah plastik. Adanya bulkstore (toko curah), menarik semakin banyak pelanggan membawa wadah atau tas sendiri untuk belanja keperluan mereka sehari-hari.
Solusi sudah banyak tersedia. Yang kita butuhkan adalah komitmen yang lebih kuat dari pemerintah untuk menghidupkan kembali pendekatan bisnis lama namun berkelanjutan.
disadur dari scmp.com
Leave a Comment