Bagaimana Teknologi Membersihkan Lautan Plastik
By administrator | Technology | No Comments
Mencoba memecahkan masalah pencemaran lautan plastik di dunia telah menjadi “perjalanan panjang dan menyakitkan” bagi pengusaha Belanda Boyan Slat.
Pendiri organisasi lingkungan nirlaba The Ocean Cleanup, telah berupaya mencari cara untuk menyaring sampah plastik dari Samudra Pasifik selama hampir 10 tahun. Dia mengatakan kepada BBC News bahwa pekerjaannya ini lebih sulit dari yang pernah dia bayangkan.
“Planet ini ternyata cukup besar,” kata Boyan.
“Ada sekitar 1.000 sungai yang perlu kami tangani dan lima kumpulan sampah plastik luas yang menggenang di lautan. Jadi beberapa tahun pertama benar-benar tentang mencoba memahami masalahnya.”
Area akumulasi plastik lautan terbesar di dunia, yang biasa disebut Pusat Sampah Pasifik Besar (The Great Pacific Garbage Patch), terletak di Samudra Pasifik Utara. Disana berisi tumpukan besar puing-puing plastik. Mulai dari jaring ikan hingga mikroplastik berukuran serpihan, itu telah menjadi salah satu target utama tim The Ocean Cleanup.
Teknologi Menyapu Lautan Plastik
Pembersihan Lautan sampah plastik menggunakan penghalang panjang berbentuk huruf U, mirip dengan jaring, yang ditarik melalui dari kedua sisininya dengan perahu. Ia bergerak perlahan untuk menghindari kerusakan pada kehidupan laut.
Kamera yang ditenagai kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk terus memindai plastik di permukaan laut dan mengkalibrasinya ke komputer. AI membantu mereka memahami bagian wilayah Pasifik mana yang harus ditargetkan.
Plastik yang dikumpulkan oleh sistem sepanjang 800 meter, jenis kedua yang dikembangkan oleh perusahaan, secara berkala dibawa ke darat dan dikosongkan untuk didaur ulang.
Boyan mengatakan teknologinya sejauh ini telah membersihkan hampir 200.000 kilogram plastik di laut!
Boyan dan timnya yakin akan mengumpulkan lebih banyak lagi sampah plastik pada akhir tahun ini. Serta berupaya meningkatkan operasinya untuk mencoba membersihkan lautan sampah plastik lebih cepat. Mereka sedang mengembangkan Sistem 3, penghalang raksasa sepanjang 2,4 km, jauh lebi besar uang akan dioperasikan di musim panas nanti.
Dan The Ocean Cleanup berharap meluncurkan 10 sistem baru dalam waktu dekat ini akan berefek membersihkan hingga 80% sampah plastik di Pasifik Utara pada akhir dekade.
Membendung Arus Sampah dari Sungai
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2021, menunjukkan bahwa sekitar 1.000 sungai di dunia merupakan sumber utama 80% plastik membawa plastik ke lautan.
“Sungai memang merupakan urat nadi yang membawa sampah dari darat ke laut,” kata Boyan. “Jadi saat hujan, plastik hanyut dari jalan ke anak sungai, ke sungai, dan akhirnya ke laut.”
Dia mengatakan sifat sungai yang mengalir deras dapat membuat penghentian plastik semakin sulit. The Ocean Cleanup menggunakan teknologi jaringnya yang disebut “Interceptor” untuk mencoba menangkap sampah di sungai sebelum mencapai laut.
Teknologi di balik ini bervariasi menurut faktor-faktor seperti lebar, kedalaman, kecepatan aliran, dan jenis puing-puing sungai yang bertebaran. Semuanya juga tetap didukung menggunakan kamera bertenaga AI. Setelah ditangkap, sampah plastik dipilah oleh konveyor
“Kami mencegat plastik di 11 sungai di seluruh dunia,” kata Boyan, “tetapi pada akhirnya bertujuan untuk menskalakan ini ke 1.000 sungai dengan polusi terberat di dunia.” Salah satunya berada di Indonesia. Negara kita memiliki masalah serius dengan sampah plastik di sungai.
Menghentikan Polusi Sampah Plastik
Prof. Richard Lampitt dari Pusat Oseanografi Nasional mengatakan kepada BBC News pada 2018 bahwa menggunakan perahu untuk menarik jaring dan mengangkut plastik dari laut ke pelabuhan dapat menimbulkan biaya karbon yang tinggi. Beberapa tahun kemudian, dia mengatakan dia masih keptis tentang hal ini. Namun merasa jauh lebih positif akan dampaknya mengurangi sampah di sungai.
Tetapi Prof Lampitt mengatakan dia berpikir bahwa daripada membersihkan plastik di laut kita, bagaimana caranya menghentikan agar plastik-plastik tersebut tidak masuk ke laut ataupun terbuang ke sungai?
Mengatasi masalah pencemaran laut di dunia sudah tidak diragukan lagi betapa sulitnya. Apalagi solusi utamanya bergantung pada pengurangan produksi dan konsumsi plastik sekali pakai. Boyan memiliki harapan besar untuk masa depan. Namun Ia percaya seiring waktu, masyarakat akan mulai peduli dengan lautan sampah plastik.
disadur dari bbc.com
Leave a Comment