
Dampak Polusi Plastik Di Asia Tenggara Di Mata Ilmuwan
By administrator | World News | No Comments
Kolaborasi Ini Dilakukan Selama Tiga Tahun
Tim dari Universitas Heriot-Watt akan mengerjakan proyek yang dipimpin oleh Universitas Stirling. Satu dari empat proyek yang didanai sebagai bagian dari ‘Memahami Dampak Polusi Plastik pada Ekosistem Laut di Asia Tenggara’.
Tim tersebut akan menyelidiki bagaimana limbah plastik memasuki lingkungan, dampaknya terhadap kehidupan laut, dan pendekatan yang tepat untuk meminimalkan kerusakan lingkungan.
Partisipan terdiri dari negara Inggris, Singapura, Thailand, Malaysia dan Indonesia, mitra mereka dari Belgia, Amerika Serikat, dan lembaga pemerintah di Singapura.

“Asia Tenggara menghadapi salah satu krisis pencemaran laut plastik yang paling signifikan di planet kita, mengancam keanekaragaman hayati ekosistem laut, pariwisata pesisir, perikanan dan budidaya yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi,”
Sabine Matallana Surjit – Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Stirling.
Sampah plastik tetap ada di laut dan didominasi oleh partikel plastik yang lebih kecil, yang dikenal sebagai mikroplastik. Hal ini menjadi salah satu dampak polusi plastik yang paling memprihatinkan.
Dr Gutierrez dan Dr Bernacau dari Heriot-Watt akan menggunakan pendekatan mikrobiologis, molekuler, dan teknik yang canggih untuk mengkarakterisasi dan mengukur mikroplastik di perairan pesisir Asia Tenggara.
Mereka mengidentifikasi mikroba yang terlibat dalam penguraian plastik, dan menentukan apakah polutan ini menimbulkan risiko bagi wisatawan atau penduduk lokal.
Dampak Polusi Plastik (Mikroplastik ) Bagi Manusia
“Ini penting karena hewan seperti kerang dan udang, yang memurnikan air, dapat menelan partikel mikroplastik, dan dengan demikian hewan ini juga dapat menelan bakteri, virus, atau mikroba lain yang menyebabkan penyakit. Prioritas kami adalah memahami apakah hal ini menimbulkan dampak risiko kesehatan hewan dan konsumen yang memakannya hasil dari polusi plastik.
“Salah satu minat saya dalam proyek ini adalah menemukan jenis mikroorganisme baru yang mampu mengurai plastik dan menggunakannya sebagai bentuk makanan. Untuk tujuan ini, lab saya menggunakan teknik kompleks yang disebut uji isotop stabil berbasis DNA.” lanjutnya.
Profesor Sir Duncan Wingham, CEO NERC, mengatakan”Polusi plastik meningkatkan ancaman terhadap lingkungan laut di seluruh dunia. Proyek inovatif ini tidak hanya akan membantu kita memahami dampak plastik pada ekosistem laut di Asia Tenggara, tetapi juga sebagai solusi di perairan dunia.
“Investasi kami dalam penelitian pembangunan internasional bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia dan mendukung upaya global untuk mencapai tujuan PBB yaitu pembangunan berkelanjutan.” Tentunya mengurangi polusi sampah plastik.
Plastik Yang Bisa DiDaur Ulang
Proyek ini merupakan bagian dari investasi £6 juta oleh NERC dan National Research Foundation of Singapore, yang didanai oleh pemerintah Inggris dengan dukungan dari Kementerian Bisnis, Energi, dan Strategi Industri.
Tujuan dari program ini juga untuk mendukung kolaborasi antara peneliti di Inggris, Singapura dan kawasan Asia Tenggara untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak dan risiko plastik di ekosistem laut (termasuk bakau, terumbu karang, dan pantai).
disadur dari hw.ac.uk
Leave a Comment