Green Packaging Jadi Tren Bisnis Industri Makanan dan Kosmetik
By administrator | Technology | No Comments
Dengan munculnya The Good Housekeeping Institute dalam memberi penghargaan pada produsen kemasan green packaging bagi barang mereka. Para pebisnis kini mulai memperhatikan brand yang diproduksi. Mereka tidak akan mendukung produk yang tidak berfungsi, meski kemasannya berkelanjutan.
Seiring hal tersebut, para konsumen juga lebih memilih barang yang menggunakan kemasan berlabel green packaging, atau yang bisa kita sebut kemasan ramah lingkungan.
Namun, perjuangan para pengembang produk tidak selancar yang kita kira. Ada berbagai faktor yang menyebabkan produksi green packaging terhambat dan perlu beberapa inovasi.
Kombinasi berbagai faktor mempersulit suatu barang untuk tetap aman — kadaluarsa barang, dan pengiriman jarak jauh misalnya. Lalu, apa saja hambatan yang sering menghalangi bisnis untuk mengadopsi kemasan berkelanjutan, dan strategi apa yang dapat mereka gunakan untuk mengatasinya?
- Hambatan Biaya Penelitian dan Pengembangan
Kemasan plastik yang berkelanjutan bisa jadi mahal dan menantang untuk dikembangkan. Banyak bisnis tidak melihat sumber daya yang mereka pikir mereka perlukan di neraca mereka untuk berinvestasi dalam pengemasan yang lebih baik. Namun, penting juga untuk melihat potensi penghematan biaya dari pengemasan yang efisien.
Cobalah memfokuskan untuk men-desain ulang kemasan Anda. Di mana green packaging menawarkan potensi penghematan biaya yang tinggi. Menghilangkan limbah kemasan juga solusi yang saling menguntungkan: titik pemotongan biaya yang juga merupakan langkah awal yang bagus.
Konsumen Mulai Sadar Produk Yang Mereka Beli
- Meneruskan Peningkatan Biaya Material Kepada Konsumen
Konsumen selalu berkata bahwa mereka serius dalam melindungi lingkungan dan ingin membeli produk dengan kemasan yang lebih ramah lingkungan. Tetapi apakah mereka benar-benar cukup peduli untuk mengeluarkan lebih banyak uang untuk itu?
Sejauh ini, jawabannya beragam. Penelitian pada tahun 2011 menemukan bahwa sebagian besar konsumen tidak bersedia membayar lebih untuk green packaging. Namun, Nielsen menyebut 2018 sebagai “Tahun Pembeli Berkelanjutan” karena pasar barang berkelanjutan tumbuh 20 persen hingga 128,5 miliar USD.
Nielsen melaporkan bahwa 90% generasi milenial bersedia membayar lebih untuk bahan-bahan yang ramah lingkungan (dibandingkan 60% generasi baby boomer.) Terlebih lagi, peningkatan teknologi telah menciptakan solusi berbiaya rendah.
- Sisa Makanan yang Membuat Kemasan Tidak Dapat Didaur Ulang
Kotak makan maupun kemasan makanan yang berminyak, pada umumnya membuat kemasan tersebut tidak bisa didaur ulang. Limbah makanan dianggap sebagai masalah besar bagi pendaur ulang.
Namun ada inovasi yang akan segera terjadi: tahun lalu, restoran pizza Seattle, World Pizza, memperkenalkan kotak pizza yang dapat digunakan kembali. Para reguler dapat membeli kotak polypropylene yang dapat didaur ulang seharga 5 USD. Ini adalah solusi yang terbatas dan tidak sempurna, tetapi juga merupakan jenis langkah pertama yang berani untuk menemukan teknologi masa depan.
Solusi Recyclable Green Packaging Dengan BioPigmenia
BioPigmenia, memfasilitasi produksi plastik kemasan berkelanjutan untuk berbagai barang Anda. Prosesnya cepat dan menguntungkan. BioPigmenia merupakan aditif yang akan menguraikan plastik kemasan Anda 100 kali lebih cepat daripada plastik biasa.
Polusi plastik di Bumi sudah sangat kritis, tidak ada waktu yang terbuang untuk mengembangkan solusi green packaging untuk mengatasinya. Seperti yang telah dikembangkan para pebisnis dan ilmuwan, prosesnya seringkali tidak mudah atau murah. Diperlukan teknologi baru dan investasi baru — kabar baiknya, sekarang Anda bisa mendapatkannya dari kami.
Leave a Comment