Sungai Jadi Kontributor Tertinggi Sampah Plastik Di Lautan
By administrator | World News | No Comments
8 juta ton plastik berakhir di lautan dunia setiap tahun. Bagaimana bisa sampai di sana? Sebagian besar berasal dari sungai yang ada di dunia, sungai merupakan saluran langsung sampah plastik dari kota-kota di seluruh penjuru dunia ke habitat laut.
Berikut ini adalah 10 sungai yang membawa lebih dari 90% sampah plastik yang berakhir di lautan.
- Chang Jiang (Sungai Yangtze) 1,469,481 ton
- Indus 164,332 ton
- Huang He (Sungai Kuning) 124,249 ton
- Hai He 91,858 ton
- Sungai Nil 84,792 ton
- Meghna, Brahmaputra, Ganga 72,845 ton
- Zhujiang (Sungai Mutiara) 52,958 ton
- Amur 38,267 ton
- Niger 35,196 ton
- Mekong 33,431 ton
Sampah plastik, baik di sungai, lautan, atau di darat, dapat bertahan selama berabad-abad tanpa membusuk, inilah yang menyebabkan polusi sampah laut yang sangat parah.
Bahaya Sungai Yang Tercemar Sampah Plastik
Plastik awalnya sangat berguna – daya tahanya terhadap tekanan dan panas membuat bahan ini dipakai hampir disegala produk. Namun karena sifatnya yang tidak mudah rusak tersebut, menjadikan plastik terutama sekali pakai menjadi berbahaya.
Sebagian besar barang plastik tidak akan hilang sepenuhnya, mereka menjadi semakin kecil. Banyak dari partikel plastik kecil ini (mikroplastik) tertelan oleh hewan ternak atau ikan, yang dengan demikian dapat ditemukan di piring makan kita.
Sampah plastik yang berasal dari sungai juga akan menyumbat selokan dan menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk dan hama. Kantong plastik, dapat meningkatkan penularan penyakit seperti malaria.
Jika masalah saat ini terus berlanjut, lautan kita dapat mengandung lebih banyak plastik daripada ikan pada tahun 2050. Sedangkan volume sampah plastik global terus meningkat, dan beberapa produsen terbesar tidak mengelola sampahnya secara efektif.
Mengurangi Polusi Plastik Dengan BioPigmenia
Berita baiknya, dunia menyadari masalah ini, dan pemerintah mulai bertindak. Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah – seperti menjalankan kampanye kesadaran masyarakat, menawarkan insentif untuk daur ulang, hingga menerapkan pajak atau bahkan melarang produk tertentu secara langsung.
Dalam dekade terakhir, puluhan pemerintah pusat dan daerah di seluruh dunia telah mengadopsi kebijakan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Dan jumlahnya terus bertambah.
Di Indonesia sendiri, larangan kantong plastik sudah ditetapkan di ibukota dan beberapa wilayah.
Disadur dari unep.org
Leave a Comment