
Sinar UV Matahari Bantu Hancurkan Polusi Plastik
By administrator | Technology | No Comments
Sebuah studi bulan ini menerbitkan bahwa sinar UV dapat membantu menghancurkan plastik. Temuan ini diperoleh dari para ilmuwan di Belanda. Mereka menunjukkan bahwa UV matahari dapat memecah plastik yang mengapung di permukaan laut. Sebuah tim spesialis kelautan dari Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) telah menemukan bahwa dalam pengaturan samudra simulatif, sinar ultraviolet (UV)—jenis yang dipancarkan matahari—secara bertahap mendegradasi plastik, membantu mengurangi polusi air laut.
Lautan penuh dengan plastik. Karena dunia terus bergantung pada plastik untuk segala hal, mulai dari kemasan sekali pakai hingga peralatan medis, diperkirakan 10 juta ton sampah berakhir di lautan kita setiap tahun. Pencemaran parah seperti itu menghadirkan risiko yang jelas bagi kehidupan laut dan bahkan kehidupan di darat. Negara kita sendiri pun bekerja keras untuk mengurangi risiko ini.
Cara Peneliti Menggunakan UV Untuk Hancurkan Plastik

Di lab NIOZ, para peneliti menyimulasikan polusi laut dan sinar UV matahari dengan mencampurkan “sup plastik” yang terdiri dari air laut dan plastik biasa. Jenis plastik yang termasuk pencemar paling umum yang ditemukan di permukaan laut: polyethylene-terephthalate (PET), polystyrene (PS), polyethylene (PE), and polypropylene (PP). Setiap potongannya hampir tidak lebih besar dari mikroplastik. Lalu mencari yang berbentuk dan berukuran yang mampu mengapung dan tidak tenggelam.
Setelah itu, lampu halogen 460 watt dipasang untuk memancarkan sinar UV yang mirip dengan sinar matahari. UV-A/B pada ”sup plastik” sementara meja bergerak meniru gerakan gelombang laut. Selama beberapa hari, para peneliti memantau integritas fisik partikel plastik. Mereka menemukan bahwa sinar UV memecah setiap partikel plastik menjadi potongan-potongan kecil, akhirnya menciptakan nanoplastik (plastik yang sangat kecil, tidak terlihat oleh mata telanjang) dan molekul seperti yang ditemukan dalam minyak mentah. Diharapkan secara kimia dapat larut atau dipecah lebih lanjut oleh bakteri.
Berdasarkan tingkat degradasi yang diukur dalam percobaan mereka, para peneliti NIOZ memperkirakan bahwa matahari memecah polutan plastik di tingkat permukaan sebesar 1,7% hingga 2,3% per tahun. Pada tingkat ini, sekitar 7% hingga 22% plastik yang pernah dilepaskan ke laut bisa saja sudah terurai oleh sinar UV. Meskipun statistik ini menggembirakan, para ilmuwan memperingatkan bahwa ini bukanlah solusi umum untuk polusi plastik. Tingkat degradasi seperti itu terlalu lambat untuk sepenuhnya membersihkan lautan dari semua plastiknya. Selain itu, plastik tetap melepaskan karbon organik, karbon dioksida, karbon monoksida, metana, dan gas berbahaya lainnya. Solusinya, tulis NIOZ, tetap memilah plastik mana yang diproduksi terlebih dahulu.
Bagaimana Plastik Bisa Masuk Ke Lautan

Ahli lingkungan, ahli biologi kelautan, dan peneliti lain telah mempelajari sinar matahari yang mampu memecah plastik yang mencemari laut Tapi, sebenarnya ada berapa banyak cara sih plastik itu bisa masuk ke lautan?
Salah satu cara utama plastik berakhir di lautan adalah melalui kebiasaan buang sampah sembarangan. Kantong plastik, puntung rokok, dan kemasan makanan, umumnya ditemukan di pantai, di saluran air, dan di sepanjang pinggir jalan. Jika barang-barang ini tidak dibuang dengan benar, barang-barang tersebut dapat terbawa oleh angin, hujan, dan dihempaskan ke laut.
Sumber signifikan lain dari polusi plastik di lautan adalah kesalahan pengelolaan limbah. Di banyak negara, termasuk negara berkembang, terdapat kekurangan infrastruktur pengelolaan sampah yang tepat. Akibatnya, sampah plastik sering dibuang di tempat pembuangan sampah, sungai, atau laut, yang dapat membahayakan kehidupan laut dan ekosistem.
Faktor lain yang berkontribusi terhadap polusi plastik di lautan adalah pelepasan mikroplastik dari produk seperti kosmetik, produk pembersih, dan pakaian. Mikroplastik ini merupakan partikel kecil yang dapat dengan mudah dibawa oleh angin dan air ke laut, sehingga dapat membahayakan kehidupan laut dan ekosistem.
Penggunaan plastik sekali pakai juga berkontribusi terhadap pencemaran plastik di lautan. Plastik sekali pakai, seperti sedotan, tas, dan peralatan makan, digunakan hanya beberapa menit sebelum dibuang, tetapi membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Akibatnya, mereka sering berakhir di lautan, di mana mereka dapat membahayakan kehidupan laut dan ekosistemnya.
Pencegahan Mikroplastik di Laut

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah plastik berakhir di lautan. Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi polusi plastik adalah dengan mengurangi penggunaan plastik. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan tas, botol air, dan wadah yang dapat digunakan kembali saat berbelanja atau makan di luar. Jika produk plastik memang perlu digunakan, daur ulang jika memungkinkan.
Mendukung alternatif kurangi plastik dan mendukung pelarangan plastik sekali pakai juga merupakan langkah penting untuk mengurangi polusi plastik di lautan. Banyak perusahaan kini memproduksi produk yang terbuat dari bahan yang berkelanjutan, seperti bambu dan baja tahan karat.
Terakhir, membersihkan komunitas lokal adalah langkah penting lainnya untuk mencegah plastik berakhir di laut. Atur pembersihan komunitas atau menjadi sukarelawan di daerah Anda untuk menghilangkan plastik dari jalan, taman, dan pantai setempat.
Kesimpulannya, plastik berakhir di lautan melalui berbagai jalur, banyak di antaranya dapat dicegah. Dengan mengurangi penggunaan plastik, dan membersihkan komunitas lokal, kita dapat membantu mencegah plastik berakhir di lautan dan menjaga kesehatan planet kita untuk generasi mendatang.
Leave a Comment