daging plastik

Ribuan Daging Olahan Ditarik Karena Berisi Plastik

By administrator | World News | No Comments

US – Hampir 103 ribu kilogram daging olahan yang dijual oleh merek populer ditarik kembali karena kekhawatiran mengandung pecahan plastik keras.

Sosis dan daging-daging olahan tersebut dijual di 10 negara bagian dan di jaringan toko kelontong besar seperti Kroger. Negara bagian tersebut meliputi Georgia, Indiana, Kansas, Kentucky, Michigan, Minnesota, Ohio, Tennessee, Virginia, dan Wisconsin.

Dua kustomer telah melaporkan adanya plastik di daging olahan mereka sejauh ini, meskipun belum ada korban luka akibat hal ini. Pihak berwenang khawatir pecahan plastik tersebut dapat menimbulkan risiko cedera gigi atau tersedak bagi konsumen.

Sosis tersebut diproduksi pada tanggal 5 Februari dan sudah tidak lagi tersedia di pasaran, tetapi beberapa pihak khawatir sebagian masih ada di dalam freezer. Siapa pun yang memiliki sosis yang terkena dampak didesak untuk membuangnya atau mengembalikannya ke toko untuk mendapatkan pengembalian uang penuh.

Hal ini menyusul penarikan serupa cokelat Tony’s Chocolonely karena kekhawatiran bahwa cokelat tersebut juga dapat mengandung ‘benda asing yang keras atau tajam’.

Johnsonville melaporkan kontaminasi tersebut ke Layanan Keamanan dan Inspeksi Pangan USDA, yang mengungkap penarikan kembali produk tersebut.
Johnsonville adalah merek sosis yang sangat populer di AS, dan dijual di lebih dari 45 negara di seluruh dunia. Merek ini juga merupakan merek sosis terbesar di AS berdasarkan pendapatan, menghasilkan lebih dari $1 miliar per tahun.

Daging Olahan Rentan Mengandung Plastik

Daging olahan seperti sosis, nugget, atau daging asap melalui berbagai proses produksi yang melibatkan mesin, pengemasan otomatis, dan kontak dengan berbagai bahan berbasis plastik. Dalam proses ini, risiko kontaminasi plastik meningkat, terutama jika bahan kemasan atau peralatan plastik mengalami kerusakan atau meleleh akibat suhu tinggi. Potongan kecil plastik dari sarung mesin, pembungkus, atau label dapat tercampur ke dalam produk tanpa disadari, terutama jika proses QC (quality control) tidak dilakukan secara ketat.

Banyak produsen yang mengemas daging olahan dengan plastik tipis seperti vacuum pack atau plastik pelindung lainnya untuk memperpanjang umur simpan. Jika tidak dikendalikan dengan baik, plastik pembungkus ini bisa ikut terbawa saat proses pemotongan atau pencacahan daging. Kontaminasi juga bisa terjadi saat pengemasan otomatis, di mana plastik yang sobek atau tertinggal pada produk tidak terdeteksi.

mikroplastik daging

Untuk mengatasi hal ini, produsen daging olahan harus meningkatkan standar kebersihan dan pengawasan kualitas, termasuk penggunaan bahan plastik yang aman terhadap panas dan lebih tahan lama. Teknologi deteksi partikel asing seperti metal detector atau x-ray food scanner juga penting digunakan untuk mengidentifikasi kontaminasi sebelum produk sampai ke konsumen. Di sisi lain, konsumen dapat lebih bijak memilih produk dari merek yang transparan mengenai proses produksinya dan menggunakan kemasan ramah lingkungan sebagai bentuk perlindungan terhadap kesehatan.

Mengurangi Plastik Dengan Teknologi Terbarukan

Di tengah krisis plastik yang sudah mencemari makanan. Perlu adanya teknologi yang hadir sebagai solusi untuk mengurangi dampak plastik di kesehatan manusia. Salah satu inovasi yang kini mulai banyak diterapkan adalah penggunaan aditif plastik yang mampu mempercepat proses penguraian secara alami. Aditif ini ditambahkan ke dalam bahan plastik saat proses produksi. Sehingga ketika plastik dibuang dan terkena kondisi lingkungan yang memadai. Proses degradasinya berlangsung jauh lebih cepat dibanding plastik konvensional yang bertahan ratusan tahun.

Keunggulan lain dari teknologi ini adalah sifatnya yang tidak mengganggu fungsi utama plastik. Plastik buatan Anda tetap fleksibel, kuat, dan tahan lama. Yang membedakan adalah setelah dibuang, aditif ini mulai bekerja secara bertahap untuk memecah struktur polimer plastik hingga terurai menjadi komponen alami seperti karbon dioksida, air, dan biomassa. Dengan dukungan regulasi, edukasi konsumen, serta kemauan industri untuk beradaptasi, penggunaan aditif pengurai ini bisa menjadi langkah besar menuju sistem penggunaan plastik yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

Leave a Comment