Pencemaran Lingkungan oleh Pakaian

Pencemaran Lingkungan oleh Pakaian Bisa Berasal dari Lemari Bajumu

By administrator | Berita Nusantara | No Comments

Industri Fast fashion, merupakan penyumbang terbesar Pencemaran Lingkungan oleh Pakaian. Mengapa?

Kalau kalian mendengar kata Fast Fashion, mungkin kalian akan berpikir merek seperti H&M, Zara, Forever 21, Topshop. Persamaan brand-brand tersebut adalah mereka memproduksi sekaligus menjadi retailer produknya sendiri. Pencemaran lingkungan oleh pakaian mereka terjadi karena semua proses dari desain pakaian hingga penjualan sampai ke tangan konsumer dikontrol penuh oleh mereka.

Pencemaran Lingkungan oleh Pakaian
foto dari pexels.com

Karena brand tersebut yang mengontrol semuanya, itulah mengapa mereka mengoptimasi ‘mempercepat’ pembuatan desain, penjahitan, kualitas pakaian, dan lain-lain hingga tiap dua minggu mereka bisa memproduksi sekitar 18.000 – 30.000 unit pakaian baru per tahunnya.

Industri fast-fashion ini juga diimbangi dengan gaya hidup masyarakat zaman sekarang yang berburu baju baru setiap bulan karena diskon atau terpikat gaya fashion influencer.

Dan tahukah kamu, bahkan negara-negara di Afrika yang biasa diberi sumbangan baju bekas dari negara-negara lain pun sudah tidak mau menerimanya. Karena disana, sampah pakaian yang menumpuk sudah mencapai 2,5 triliun rupiah!

Pembuangan bahan tekstil seperti ini akan merusak tanah, karena serat mikrofiber yang terdapat di pakaian bisa mencemari saluran air, emisi gas metan hingga ke udara apalagi jika dibakar.

Menanggulangi masalah pencemaran lingkungan oleh pakaian bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti,

  1. Mendaur ulang pakaian bekas menjadi baru
  2. Tidak membeli baju baru setiap bulan
  3. Menjahit atau menambal pakaian yang sobek
  4. Membeli baju seken
  5. Membeli pakaian yang berkualitas meski harganya agaka mahal karena jangka waktu pemakaian pasti lebih lama
  6. Tidak mengikuti tren fashion, tetapi memilih model pakaian tidak lekang zaman.
  7. Memilih jenis pakaian yang ramah lingkungan

Mendaur Ulang Plastik menjadi Pakaian dengan BioPigmenia

Apa sih jenis pakaian yang ramah lingkungan itu?

Pakaian yang ramah lingkungan tidak terbuat dari hewani, tidak mengandung pestisida beracun saat pertaniannya, juga tidak mengandung bahan sintetis.

Memang terdengar sulit untuk mendapatkan bahan yang 100% ramah lingkungan, itulah mengapa berbagai upaya dan teknologi saat ini sedang dikembangkan untuk mendapatkan bahan alami yang tidak merusak ekosistem.

Mikrofiber merupakan salah satu masalah pencemaran lingkungan oleh pakaian. Mikrofiber merupakan serat campuran plastik sintetis yang sering digunakan pada pakaian seperti polyester, nilon, dan akrilik sebagai penggnti bahan hewani, namun karena bahannya yang mengandung plastik. Serat-serat halus dari kainnya sering mengotori saluran air dan tanah.

Sama seperti plastik pada umumnya, mikrofiber tidak dapat cepat terurai, karena itulah dibutuhkan aditif seperti BioPigmenia yang dapat mempercepat proses penguraian plastik hingga mikrofiber tidak menjadi limbah bagi lingkungan.

Mengapa aditif BioPigmenia lebih unggul dalam mengurai plastik dibanding jenis aditif lain?

Leave a Comment