Kemasan Plastik Yang Ramah Lingkungan di Indonesia
By administrator | Company, Modern, Technology | No Comments
Kemasan plastik dan ramah lingkungan. Dua pasang kata yang mungkin tidak masuk akal, tidak mungkin bisa disatukan. Kenyataannya plastik berasal dari minyak bumi dan tidak bisa terurai begitu saja di lingungan.
Namun, plastik ramah lingkungan itu ada lho! Hebatnya lagi ada 3 jenis plastik yang ‘ramah lingkungan’ sudah beredar dan dikembangkan di Indonesia.
Teknologi berkelanjutan masa depan mungkin bergantung pada plastik
Plastik sering dianggap jahat – seringkali karena limbah dan polusi yang ditimbulkannya – tetapi mereka juga memiliki manfaat.
Di masa depan, banyak teknologi yang penting untuk mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil akan bergantung pada plastik. Bilah turbin angin membutuhkan komposit dan perekat plastik, sementara baterai bergantung pada lapisan plastik sebagai pelindung elektrolit dan komponen lain didalamnya. Plastik juga banyak digunakan dalam isolasi rumah, yaitu mengurangi penggunaan energi. Mereka memainkan peran penting di sektor konstruksi sebagai pipa saluran, kelongsong, segel, perekat dan gasket.
Teknologi masa depan lainnya seperti robotika, drone, elektronik, perawatan kesehatan, dan diagnostik juga akan bergantung pada pengembangan bahan plastik yang lebih baik.
Masalah citra plastik juga ada pada tahap produksi. Karena sebagian besar plastik terbuat dari petrokimia / minyak bumi, dimana ekstraksinya menyebabkan polusi dan degradasi lahan. Tetapi di masa depan mereka dapat diproduksi dari sumber yang lebih berkelanjutan. Seperti dari limbah plastik atau bahan baku yang bersumber secara biologis.
Sebagian dari Anda mungkin sudah tau Bioplastik, atau plastik alamiah yang terbuat dari bahan nabati seperti enceng gondok, ubi, tebu dan sebagainya. Bioplastik ini termasuk salah satu jenis plastik yang ramah lingkungan. Untuk lebih detailnya, yuk kita bahas satu per satu kelebihan dan kekurangan plastik-plastik ramah lingkungan ini.
1. Bioplastik
Bioplastik berasal dari alam, karena itu jenis plastik ini sangat cepat hilang serta mudah diproses. Itulah yang membuat bioplastik banyak diminati. Tetapi sejauh ini, bioplastik berdasarkan bahan alami seperti pati, atau biomaterial sintetis seperti asam polilaktat, ternyata memiliki kekurangan juga. Plastik jenis ini tidak cocok digunakan sebagai kemasan plastik ramah lingkungan. Jenis Bioplastik lebih sering dipakai sebagai kantong kresek yang sekali pakai. Sifatnya lentur, memiliki daya tahan yang lemah, dan dalam banyak kasus menghasilkan gas metana yang tinggi. Jika tidak dibuang dengan benar, sama seperti sampah organik. Saat membusuk dapat terbakar karena pemrosesan bakteri yang membuang gas metan tersebut.
Para ahli percaya bahwa lebih dari 50% plastik yang diproduksi di dunia termasuk dalam kategori sekali pakai. Dan akan menyebabkan kerusakan pada tempat pembuangan sampah, lautan, dan seluruh lingkungan dari waktu ke waktu. Sayangnya, membuat beberapa bioplastik seringkali membutuhkan metode pemrosesan yang kompleks, energi yang intensif, dan bahan kimia beracun.
2. Oxo Technology atau Oxo-degradable
Berbeda dengan Bioplastik tadi, Plastik Oxo, atau Oxo-degradable merupakan plastik petrokimia. Mereka sama seperti plastik pada umumnya yang berasal dari minyak bumi. Plastik oxo sangat mudah terburai, ini dikarenakan hasil dari fenomena oksidatif dan yang diperantarai sel, baik secara bersamaan atau berturut-turut. Plastik ini dikembangkan karena agar plastik cepat hilang dari alam. Namun, jenis plastik oxo ini lebih berbahaya dari plastik biasa.
Mengapa?
Plastik oxo, sering dikenal dengan nama oxo-biodegradable, yang berarti terurai secara alami didalam tanah. Namun, kenyataannya tidak seperti demikian, sifatnya yang mudah terburai dan pecah menjadi potongan plastik kecil-kecil itu hanya ter-burai! Bukan ter-urai! Jika kita pegang, plastik yang terlihat ‘hancur’ itu tidak benar-benar hancur karena proses pembusukan oleh bakteri, melainkan oksidasi. Jika Anda perhatikan jenis plastik oxo lebih tipis dari plastik biasa. ‘Hancur’nya plastik oxo ini akan menyebabkan mikroplastik yang dampaknya lebih mengerikan jika terbuang ke laut. Kesimpulan inilah yang membuat plastik oxo tidak dapat digunakan sebagai plastik kemasan ramah lingkungan.
Bahkan sampai saat artikel ini dibuat oxo plastik masih menjadi kontroversi di Uni-Eropa. Pemerintah ingin melarang produksinya, namun beberapa masyarakat masih memperdebatkan penggunaannya. Selain tidak cocok sebagai plastik kemasan, mereka juga tidak ramah lingkungan, tidak tahan panas dan masa penyimpanannya cepat.
3. Kemasan plastik ramah lingkungan dengan BioPigmenia
BioPigmenia merupakan aditif yang ditambahkan kedalam plastik biasa atau plastik minyak bumi. Beda dengan dua jenis plastik diatas, BioPigmenia tidak mengurangi bentuk plastik itu sendiri, jadi ia tidak mudah ‘hancur’ berkeping-keping seperti plastik oxo. Aditif kami mengubah zat plastik didalamnya agar bersifat lebih ‘organik’, hal ini menyebabkan penguraian plastik dengan campuran aditif BioPigmenia dapat terurai secara alami di dalam tanah. Teknologi ini memungkinkannya menjadi lebih cepat terurai dibanding plastik biasa.
Karena sifatnya yang hanya berupa aditif, plastik yang telah tercampur dengan aditif kami memiliki ketahanan terhadap panas, cahaya matahari dan memiliki masa penyimpanan yang lama. Itulah mengapa plastik dengan aditif BioPigmenia sangat cocok sebagai plastik kemasan yang ramah lingkungan. BioPigmenia dapat digunakan ke berbagai bentuk resin seperti PET, PP, PEHD, PEBD, EVA, Polyester, dan lain-lain.
Studi pengembangan plastik ramah lingkungan
Disinilah pentingnya studi teknologi dan kimia memiliki peran sentral untuk dimainkan.
Plastik baru harus dirancang dengan mempertimbangkan ekonomi sirkular sejak tahap desain. Itu berarti merancang struktur polimer dengan sifat yang memungkinkan plastik diproduksi, diproses, dan didaur ulang, dengan dampak lingkungan negatif yang minimal. Jika Anda adalah seorang produsen barang plastik yang memiliki visi menggerakkan ekonomi sirkular, Anda adalah pemegang kuncinya.
Dengan plastik baru ramah lingkungan, pembuangan kemasan plastik sekali pakai akan berkurang. Teknologi dapat membantu mengembangkan cara yang efisien untuk mendaur ulang plastik yang kita gunakan saat ini. Dalam jangka panjang, menciptakan pengganti yang terbuat dari bahan awal yang berkelanjutan, lebih dapat didaur ulang di akhir masa pakainya, dan terdegradasi lebih cepat menjadi limbah yang tidak berbahaya. Tentu saja diperlukan cara pembuangan plastik yang benar, karena itu peran masyarakat, pebisnis dan pemarintah akan sangat krusial.
Untuk info lebih lanjut mengenai aditif BioPigmenia silahkan menghubungi kami via info@biopigmenia.com
Leave a Comment